Inibaru.id – Masa kecil adalah fundamen yang akan menentukan bagaimana nasib seseorang ke depannya. Sejumlah penelitian membuktikan hal tersebut. Sebagai contoh, keterampilan kita semasa kecil ternyata sangat berpengaruh saat kuliah atau bekerja nanti.
Dilansir dari Beritagar, Selasa (17/10/2017), sebuah riset dari Pennsylvania State University dan Duke University menemukan ada korelasi yang signifikan antara keterampilan sosial anak TK terhadap kesuksesan mereka sebagai orang dewasa.
Penelitian yang didanai Robert Wood Johnson Foundation itu telah melibatkan 800 anak usia TK dari seluruh Amerika Serikat. Mereka dipantau selama sekurangnya 20 tahun hingga berusia 25 tahun.
Berdasarkan riset, anak-anak yang kompeten secara sosial dapat bekerja sama dengan teman sebayanya tanpa disuruh, membantu orang lain, memahami perasaan mereka, dan menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Baca juga:
Tiga Senyawa Ini yang Bereaksi saat Anda Jatuh Cinta
Peringkat Terbaru Universitas Terbaik di Indonesia Versi QS
“Mereka jauh lebih mungkin mendapatkan gelar sarjana. Anak-anak ini juga telah memiliki pekerjaan pada usia 25 tahun,” ungkap direktur program Robert Wood Johnson Foundation, Kristin Schubert.
Kemudian, apa lagi yang bisa memengaruhi masa depan anak? Rangkuman dari Beritagar ini mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan kita.
Perceraian
Selain keterampilan, faktor lain yang berpengaruh hingga usia dewasa adalah perceraian orang tua. Seorang anak yang mengalami broken home pada usia 3-5 tahun cenderung mengalami hubungan yang buruk dengan orang tua, terutama ayah.
Ibu yang Bekerja
Harvard Business School menemukan, anak perempuan yang ibunya bekerja cenderung menjadi pemimpin dan mendapatkan lebih banyak uang, bahkan hingga 23 persen lebih banyak dari yang ibunya tak bekerja.
Tampil Populer
Keinginan tampil populer pada masa anak-anak ternyata berdampak buruk saat mereka beranjakdewasa. Remaja yang mencoba mendapatkan ketenaran cenderung berurusan dengan narkoba dan alkohol, serta terlibat dalam perilaku kriminal yang serius pada usia 20-an awal.
Baca juga:
Jumlah Publikasi Ilmiah Internasional Indonesia Naik Peringkat
Lebih Dalam Menyimak Buku Petunjuk Elektronik “Menuju #Indonesia 2030”
Adegan Kekerasan
Anak yang suka menonton acara kekerasan cenderung menjadi sosok yang agresif ketika beranjak dewasa. Berdasarkan riset, mereka cenderung meniru perilaku saat adegan kekerasan diberi imbalan.
Korban Perisakan
Korban perisakan (bullying) semasa kecil cenderung menghadapi kesulitan saat dewasa, seperti risiko kecemasan dan depresi yang lebih tinggi, serta pencapaian pendidikan dan pendapatan yang lebih rendah. (OS/SA)