Inibaru.id - Makam Ratu Malang yang berlokasi di atas Bukit Gunung Kelir, Pleret, Bantul, menjadi saksi kisah cintanya dengan Amangkurat I. Kompleks makam ini dibangun oleh Amangkurat I pada 1965-1968 yang kemudian diberi nama Antaka Pura (Istana Kematian).
Kompleks permakaman ini dibagi menjadi tiga bagian dengan makam Ratu Malang pada bagian inti bersama beberapa pendereknya.
Ratu Malang merupakan selir Amangkurat I dengan nama asli Retno Gumilang. Paras cantiknya membuat sang raja mabuk kepayang hingga melupakan urusan negara. Bahkan, kehadirannnya membuat selir lain tersingkir.
Kegilaan cinta Amangkurat I membuat sang permaisuri dibuang ke Kauman. Kemudian, Ratu Malang diangkat untuk menggantikan posisi sang permaisuri. Karenanya, julukan Ratu Malang (menghalangi) disematkan pada perempuan ini.
Obsesi Gila Amangkurat I
Retno Gumilang saat itu merupakan istri dari Ki Dalang Pajang Mas. Amangkurat I yang terlanjur terpesona mengutarakan keinginan untuk mempersuntingnya, yang serta-merta ditolak mentah-mentah oleh si suami. Namun, Amangkurat tetap kukuh pada pendiriannya.
Amangkurat I kemudian mengundang Retno dan rombongan suaminya untuk bermain wayang. Seluruh sinden, pemain kendang, beserta dalang, diracun olehnya, kecuali Retno Gumilang. Namun, cinta sejati Retno Gumilang pada suaminya membuatnya turut meminum racun dan meninggal seketika.
Kematian Retno Gumilang disesali betul oleh Amangkurat I. Tanpa diduga, liang kubur untuk Retno Gumilang konon mengeluarkan air yang nggak kunjung kering hingga tujuh hari. Selama itulah, Amangkurat I menunggui sambil menciumi dan mengajak bicara jenazah perempuan yang meluluhkan hatinya tersebut.
Hingga akhirnya sang raja bermimpi Retno Gumilang bertemu suaminya. Setelah itu, Amangkurat baru memerintahkan jenazah perempuan yang digandrunginya itu untuk segera dikuburkan.
Dalam versi lain disebutkan bahwa suami Retno Gumilang dibunuh, sedangkan Retno meninggal karena muntaber setelahnya.
Jadi Tempat Ziarah
Kini, sumber air tersebut masih bertahan dan diberi nama Sendang Mulyo. Sendang tersebut diketahui nggak pernah kering meski musim kemarau melanda.
Hingga saat ini, kompleks permakaman Ratu Malang banyak didatangi masyarakat yang ingin berziarah. Nggk sedikit pula yang bersemedi untuk memohon pengasihan. Lalu, ada juga yang mandi di sendang untuk mendapatkan ilmu tersebut.
Menurut cerita juru kunci, beberapa pengunjung diketahui mengalami kesurupan karena nggak menjaga sopan santun selama di loksi yang terkenal wingit tersebut.
Untuk membuktikan betapa memilukannya kisah cinta Ratu Malang, silakan datang ke sini, Millens. (Krj/IB27/E03)